Showing posts with label Corona. Show all posts
Showing posts with label Corona. Show all posts

Wednesday, April 29, 2020

Luar Biasa, Kerja Prejuru Desa Adat Bersama Pecalang Pasca Pandemi Covid-19

Luar Biasa, Kerja Prejuru Desa Adat Bersama Pecalang Pasca Pandemi Covid-19

Luar biasa, kerja ditunjukan Prejuru Desa Adat bersama Pecalang pasca pandemi Covid-19 layaknya kinerja seperti anggota dewan dan pemerintah di Bali.


Bahu-membahu melakukan pengawasan serta menyalurkan bantuan pemerintah dan sumbangan donatur kepada warga. Selain itu, mereka setia melayani keluhan warga saat ekonomi morat-marit dan juga mengawal pekerja migran yang baru datang untuk lakukan isolasi diri. Apakah mereka digaji ? Tidak.

Meski tanpa gaji, kesetiaan menjaga wilayahnya duduk di garda terdepan saat sekarang ini tidak perlu diragukan. Kata 'tulus ngayah' yang sering disampaikan wakil rakyat terhormat dalam kampanye benar-benar dilaksanakan mereka.

Sama dengan anggota dewan dan pejabat negara, Prejuru Banjar juga sering melakukan rapat alias 'sangkep'. Namun dilakukan di Bale Banjar, tidak dalam gedung ber ac penuh dengan pelayanan.

Hebatnya, ketika pejabat daerah dan anggota dewan lakukan telekonferensi dalam komunikasi dan pengecekan saat kondisi Covid 19, sementara pasukan Prejuru Desa Adat ini bagaikan super hero, terjun langsung ke lapangan. Terkesan tanpa rasa takut akan terpapar virus corona.

"Setiap 'sangkep' atau rapat kita lakukan di Balai Banjar. Sekarang kerja kita ekstra padat. Selain memberi himbauan kepada warga tentang social distancing juga mendata 'krama'. Kita harus cek dan turun ke rumah-rumah dan juga tempat kost. Tidak bisa kita cek melalui handphone saja," terang sumber seorang Kelian Adat tidak ingin disebut, Selasa (28/4)

Sementara seorang Ketua Pecalang inisial MA dari salah satu lingkungan Banjar Adat di Kota Denpasar mengatakan, bahwa sekarang ini merupakan kegiatan kemanusiaan. Mau tidak mau ketika ada informasi dari warga pihaknya harus turun mengecek.

"Kita harus cek informasi yang ada. Dan juga kita dari jam 12 malam lakukan patroli. Jika lihat orang kumpul-kumpul langsung kita beri pengertian dan bubarkan. Apalagi tidak pakai masker. Selain itu sekarang ini juga rawan. Kemarin saja ada toko yang dibobol maling," terangnya.

Disinggung terkait gaji ia mengaku sepenuhnya 'ngayah'. Selain itu dikatakan sebagai manusia wajib saling membantu. Namun sisi lain dikatakan dapat insentif dan juga ketika Hari Raya Galungan diungkap sebagai Pecalang mendapatkan bagian daging. "Kita patut bersyukur penting ada dan terimakasih" ucapnya.

Saturday, April 25, 2020

Kabar Baik, 8 Orang Pasien Corona COVID-19 di Bali Sembuh, Total 55 Orang

Kabar Baik, 8 Orang Pasien Corona COVID-19 di Bali Sembuh, Total 55 Orang

Kabar baik datang dari Pulau Bali. Sebanyak 8 orang dinyatakan sembuh dari paparan Virus Corona atau COVID-19.

Ketua harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra melaporkan, 8 orang tersebut terdiri dari 5 orang PMI (Pekerja Migran Indonesia) dan 3 orang positif Corona COVID-19 karena transmisi lokal.

“Secara akumulatif pasien sembuh berjumlah 55 orang. Hari ini juga tidak ada penambahan kasus pasien meninggal dunia, sehingga tetap berjumlah 4 orang,” kata Dewa Made Indra, yang di kutip pada Kamis (23/4/2020) kemarin.

Di sisi lain, untuk kasus positif Corona COVID-19 terjadi penambahan sebanyak 15. Sebanyak 12 orang terjangkit karena imported case dari PMI yang baru pulang dari luar negeri.

“Sehingga jumlah akumulatif pasien positif adalah 167 orang terdiri dari 8 pasien WNA dan 159 WNI,” katanya. Melihat perkembangan data di atas, Pemprov Bali memberi perhatian khusus penambahan kasus positif karena transmisi lokal.

“Maka untuk itu, pemerintah tidak berhenti mengajak masyarakat untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 melalui transmisi lokal dengan cara menghindari diri dari perkumpulan orang banyak serta tetap disiplin untuk menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan penerapan PHBS,”katanya.

Ia melanjutkan, hal itu dilakukan karena semata-mata kita semua tidak ada yang tahu siapa yang sebenarnya positif terinfeksi. Sebab, kata dia, banyak pasien positif Corona COVID-19 tanpa gejala. Hal itu juga ditunjukkan oleh pasien di rumah sakit yang tengah dirawat maupun yang tengah menjalani karantina.

“Keadaan mereka sehat dan bugar, namun berdasarkan uji SWAB mereka positif COVID-19. Mereka sudah kita rawat. Bayangkan jika mereka berada di tengah masyarakat, maka akan sangat berbahaya bagi orang-orang yang mempunyai imun yang lemah,” ujar Dewa Made Indra.

Wednesday, April 22, 2020

Laris, Masker dari Bra Diproduksi Perusahaan di Toyama Jepang

Laris, Masker dari Bra Diproduksi Perusahaan di Toyama Jepang

Hal itu dilakukan untuk mengatasi kelangkaan masker di tengah masih berlanjutnya pandemi virus corona baru, COVID-19.

Perusahaan fesyen yang biasanya membuat pakaian dalam, Atsumi Fashion Co., memproduksi masker dengan menggunakan bagian dari pakaian dalam wanita itu sebagai bahannya.

Perusahaan yang berbasis di Prefektur Toyama itu mulai menggunakan lapisan kain dari bra setelah seorang karyawan menyadari bahan serupa digunakan dalam masker sekali pakai, menurut Japan Times, dikutip Kamis.

"Kami berharap kami dapat berkontribusi pada masyarakat karena kekurangan masker terus berlanjut," kata Hiroshi Hinata, manajer penjualan perusahaan.

"Ternyata masker ini dapat mencegah virus menyebar ke orang lain melalui batuk atau bersin."

Karyawan membuat masker setelah jam kerja di pabrik perusahaan di Himi.

Mereka mencoba merancang metode baru setelah kota meminta bisnis lokal untuk membantu menyediakan masker bagi pekerja di Balai Kota, yang hanya memiliki 600 masker tersisa.

Atsumi Fashion berencana untuk membuat 1.000 masker untuk kota dan mendistribusikannya ke lembaga medis dan pendidikan, memprioritaskan mereka yang sangat membutuhkan.

Perusahaan lain juga telah mengalihkan sumber daya ke arah pembuatan masker.

Pada bulan Februari, Sharp Corp mengumumkan akan membuat 1.500 masker sehari pada pertengahan bulan ini.

Sebelumnya, pembuat chip di Prefektur Kanagawa mulai menggunakan fasilitasnya untuk membuat masker.

Tetapi sementara perusahaan di seluruh negeri mengalihkan fasilitas dalam menanggapi kekurangan masker nasional, beberapa pihak justru mengambil keuntungan dari krisis.

Awal bulan ini, seorang anggota Majelis Prefektur Shizuoka meminta maaf karena menjual ribuan masker untuk keuntungan online.

Anand, Meramalkan Virus Corona Akan Selasai 29 Mei dan Ekonomi Mulai Normal November 2021

Anand, Meramalkan Virus Corona Akan Selasai 29 Mei dan Ekonomi Mulai Normal November 2021


Anand, seorang Waiṣṇawa Upāsaka berusia 14 tahun telah meramalkan bahwa dunia akan memasuki fase sulit mulai November 2019 hingga April 2020 yang diunggahnya di saluran YouTube. 

Menurutnya, pada periode 6 bulan ini kita semua akan melihat penyebaran penyakit global & juga meningkatnya ketegangan global. Pada puncaknya dimana pada 31 Maret 2020 nantinya ketegangan dunia tampak terlihat.

Namun pada 29 Mei, bumi akan mengorbit dari periode yang sulit itu dan akan menandai penurunan penyakit global karena penyebarannya akan lebih mudah ditangani.

Anand, Meramalkan Virus Corona Akan Selasai 29 Mei dan Ekonomi Mulai Normal November 2021

Anand, adalah anak didik India yang terkenal & telah tampil di berbagai majalah. Khususnya pada tahun 2013, ia diwawancarai di Indian Times dimana keterampilan astrologinya diuji. Dan yang mengejutkan banyak orang, pengetahuannya tentang astrologi dianggap sebagai sebongkah mainan anak-anak.


Mengapa Anand menganggap 31 Maret sebagai puncaknya, ini didasarkan pada pertimbangan astrologi. Dimana ia mengutip bahwa Mars akan terhubung dengan Saturnus & Jupiter sementara Bulan & Rahu, juga akan terhubung. Rahu adalah simpul utara Bulan.

Ini adalah kejadian yang langka karena dalam astrologi Mars, Saturnus & Yupiter dianggap sebagai planet yang paling kuat karena fakta bahwa mereka semua berada di lingkaran luar tata surya. Karena itu ketika mereka semua disejajarkan, kekuatan mereka atas bumi sangat besar.

Sementara untuk Bulan & konjungsi Rahu, ia juga sangat kuat karena Bulan dianggap sebagai planet yang menyebarkan cairan. Sedangkan untuk Rahu dianggap sebagai planet komunikator.

Dalam hal penyebaran cairan virus ia mencatat bahwa, batuk & bersin akan terjadi sebagian besar pada saat ini sehingga menyebarkan penyakit lebih lanjut. Karena itu penting untuk menjaga jarak sosial selama waktu ini. Itu adalah 31 Maret & 1 April.

Adapun 29 Mei menurut pemahaman astrologi, poros ini akan rusak, dan dengan demikian pengaturan planet lebih menguntungkan untuk penyembuhan. Dari titik ini pada kasus pengurangan penyakit akan dilaporkan. Adapun ekonomi, perlambatan diprediksi berakhir pada November 2021.

4 Wabah Besar Pernah Melanda Dunia, Tahun (1720, 1820, 1920, 2020)

4  Wabah Besar Pernah Melanda Dunia, Tahun (1720, 1820, 1920, 2020)
Foto via sawalaku 
Entah sebuah kebetulan atau tidak, dalam catatan sejarah setiap 100 tahun ada wabah atau pandemi luar biasa besar yang melanda dunia. Pandemit adalah Wabah Besar Marseille (1720), Wabah Kolera (1820), Flu Spanyol (1920), dan terakhir adalah Virus Corona (2020). Apakah ini hanya sebuah kebetulan atau kah ada sesuatu di baliknya? Siklus 100 Tahun (1720, 1820, 1920, 2020) Wabah Besar Pernah Melanda Dunia – Sejarah benar-benar berulang, kali ini adalah pandemi atau wabah mengerikan yang membunuh banyak orang di berbagai tempat di dunia.

Di mulai dari Wabah Marseille di Perancis hingga yang paling terbaru adalah Virus Corona yang melanda Wuhan, China.

Menariknya, sejumlah teori mengatakan bahwa ada kemungkinan virus-virus tersebut sengaja disebarkan oleh suatu organisasi?

1. Wabah Marseille (1720)
4  Wabah Besar Pernah Melanda Dunia, Tahun (1720, 1820, 1920, 2020)

Wabah Besar Marseille merupakan salah satu wabah bubonik terakhir yang signifikan di Eropa. Wabah ini datang ke Marseille, Prancis pada tahun 1720, dan membunuh 100.000 orang di dalam kota dan sekitarnya.

Bagaimanapun, Marseille dapat pulih dengan cepat dari wabah tersebut.Aktivitas perekonomian hanya membutuhkan beberapa tahun untuk kembali seperti semula, terutama ketika perdagangan telah berkembang menuju Hindia Barat dan Amerika Latin. Pada tahun 1765, jumlah populasi telah kembali seperti pada tahun 1720.

2. Wabah Kolera (1820)
4  Wabah Besar Pernah Melanda Dunia, Tahun (1720, 1820, 1920, 2020)

Pandemi atau wabah ini dikenal juga dengan pandemi kolera Asiatik atau kolera Asiatik pertama. Awal mula kemunculannya dimulai dekat kota Calcutta lalu kemudian menyebar ke seluruh Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga pantai Mediterania.
Ratusan ribu orang tewas akibat pandemi ini termasuk banyak tentara Inggris yang kemudian menarik perhatian Eropa.
Pandemi ini menyebar hampir di seluruh negara-negara Asia termasuk Indonesia.
Pada tahun 1820 tercatat lebih dari 100.000 kematian di Asia disebabkan oleh bakteri ini.

Pandemik ini dimulai dari orang-orang yang minum air yang terkontaminasi bakteri ini. Asal dari endemik ini adalah dari Sungai Gangga. Pada saat festival, para peziarah tertular penyakit di sana dan membawanya ke tempat-tempat lainnya di India saat mereka kembali. Beberapa ahli epidemiologi dan sejarawan medis telah menyarankan bahwa penyebarannya secara global melalui ziarah Hindu, Kumbh Mela, di hulu Sungai Gangga. Wabah kolera sebelumnya telah terjadi di dekat Purnia di Bihar.

Total kematian akibat epidemi ini di seluruh dunia masih belum dapat dipastikan dengan jelas. Namun beberapa ahli memperkirakan bahwa untuk di Bangkok, Thailand kemungkinan terjadi 30.000 kematian akibat penyakit ini. Sementara itu di Semarang, ada sebanyak 1.225 orang meninggal dunia dalam 11 hari pada bulan April 1821.

3. Flu Spanyol (1920)
4  Wabah Besar Pernah Melanda Dunia, Tahun (1720, 1820, 1920, 2020)

Flu Sapanyol adalah virus flu H1N1 yang telah mengalami mutasi genetik sehingga jauh lebih berbahaya daripada virus normal.

Flu Spanyol menginfeksi lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia, termasuk orang-orang di pulau-pulau Pasifik yang terpencil hingga sampai di Kutub Utara, menjadikannya sebagai salah satu wabah yang paling mematikan dalam sejarah.

Beberapa analisis telah menunjukkan virus ini sangat mematikan karena memicu badai sitokin yang merusak sistem kekebalan tubuh. Ditambah lagi dengan kondisi malnutrisi, kamp medis, dan juga rumah sakit yang penuh sesak serta kebersihan yang buruk mendorong bakteri ini semakin cepat menyebar.

4. Virus Corona (2020)
4  Wabah Besar Pernah Melanda Dunia, Tahun (1720, 1820, 1920, 2020)

Virus ini pertama kali diidentifikasi di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei China. Virus ini telah menunjukkan bukti penularan dari manusia ke manusia dan tingkat penularannya tampaknya meningkat pada pertengahan Januari 2020.

Meskipun ada upaya dari pemerintah China dan lembaga lain untuk mengkarantina seluruh kota, tampaknya virus tersebut telah berhasil menyebar ke luar perbatasan Cina, dengan sejumlah penduduk negara lain mulai dari. Eropa hingga Amerika didapati orang-orang yang suspect virus ini. Gejala orang yang terindikasi virus Corona antara lain yaitu demam, batuk, kesulitan bernafas yang bisa berakibat fatal hingga kematian.

Kematian pertama yang dikonfirmasi disebabkan dari infeksi virus corona terjadi pada tanggal 9 Januari 2020 dan sejak itu sudah ada 214 kematian yang telah dikonfirmasi. Sementara itu penularan virus di luar China yang pertama terjadi di negara Vietnam dari seorang ayah ke putranya. Sementara itu, penularan lokal pertama yang tidak melibatkan keluarga yaitu terjadi di Bavaria, Jerman. Pada 22 Januari 2020 seorang pria Bavaria tertular penyakit ini dari seorang rekan bisnis dari China pada sebuah pertemuan di Jerman.
Sumber sawalau

Tuesday, April 21, 2020

Berdiam Diri 3 Minggu di Rumah Wanita ini Positif Virus Corona, Kok Bisa?

Berdiam Diri 3 Minggu di  Rumah Wanita ini Positif Virus Corona,  Kok Bisa?

Salah satu cara paling ampuh untuk menghindari virus corona adalah menerapkan physical distancing dengan menghindari kerumunan dan diam di rumah saja.

Namun, seorang wanita di Amerika Serikat tidak beruntung karena ia positif terinfeksi virus corona meski sudah berdiam di rumah selama tiga pekan.

Wanita asal North Carolina bernama Rachel Brummert itu telah melakukan karantina mandiri di rumah selama tiga minggu.

Tapi ternyata, ada satu celah yang membuatnya lengah dan tertular virus corona.

Brummert memiliki kondisi kesehatan yang berbeda karena menderita penyakit autoimun.

Ia mengaku bahwa dirinya terakhir kali meninggalkan rumah pada pertengahan Maret untuk pergi ke apotek. Ia berpikir itulah momen penularan virus corona pada dirinya terjadi.

Ternyata, momen penularan itu tidak terjadi di apotek, melainkan di rumahnya sendiri.

Pada suatu kesempatan, ada seorang wanita yang sudah dikonfirmasi positif mengidap COVID-19 menurunkan barang belanjaan di depan pintu rumah Brummert.

Brummert mengaku bahwa ia tidak pernah melakukan kontak fisik dengan wanita tersebut.

Namun, ia lalai saat mengambil bungkusan belanjaan makanan yang wanita itu taruh di depan rumahnya tanpa sarung tangan atau pelindung.

“Saya mengambil tas makanan dari teras tanpa sarung tangan. Saya benar-benar berpikir telah melakukan semua protokol dengan benar. Tapi faktanya, saya terinfeksi,” jelas Brummert, dilansir New York Post.

Diketahui, virus corona memang bisa menular lewat benda atau permukaan yang terkontaminasi droplet atau tetesan dari orang yang positif terjangkit.

Virus corona bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama pada permukaan seperti kertas, plastik, besi, metal dan lain-lainnya.

Kini, Brummert pun tidak bisa melakukan kontak fisik dengan keluarganya dan hanya bisa menjelaskan keadaan secara online.

“Kenyataan ini adalah yang paling sakit yang pernah saya hadapi. Kondisi ini merupakan yang paling menakutkan yang pernah saya alami. Saya benar-benar takut,” cerita Brummert.

Friday, April 17, 2020

Ini Prediksi Forum Dokter Global Tentang Berakhirnya Wabah Covid-19 Di Seluruh Dunia

Ini Prediksi Forum Dokter Global Tentang Berakhirnya Wabah Covid-19 Di Seluruh Dunia

Seorang dokter ahli penyakit menular dari Tiongkok, Zhang Wenhong, memprediksi pandemi ini akan mereda saat musim gugur tiba, tepatnya pada Oktober 2020.

Prediksi tersebut disampaikan Zhang dalam sebuah forum kedua multidisiplin Covid-19 yang diadakan secara online dengan para ahli kesehatan dari dalam maupun luar negeri.

Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Huashan itu mengatakan, "Musim terindah tahun ini adalah musim gugur, saat itu kemungkinaan virus (Covid-19) akan mereda pada Oktober".

Kendati demikian, Zhang menyebut setelah musim gugur tiba, virus justru akan bertahan lama.

Dialihbahasakan dari Shine, Selasa (31/3/2020), para pakar tidak mendapat kesepakatan mengenai kemungkian pandemi virus corona akan berakhir di musim panas.

Di lain pihak, Profesor dari Universitas Massachusetts, Lu Shan yang turut dalam forum tersebut juga memberikan tanggapan.

Lu Shan justru mengatakan, para pakar tidak sepantasnya mendiskusikan soal kapan pandemi Covid-19 akan berlanjut.

"Orang yang paling bijak akan mengambil tindakan serius ketika terjadi perubahan," ungkapnya.

Ia menegaskan, kekinian lebih penting untuk fokus menangani pasien yang memiliki gejala ringan namun kemudian dinyatakan positif Covid-19.

"Pemerintah harus melakukan yang terbaik untuk mengarantina pasien dari virus dan jangan pernah membiarkan sistem medis kewalahan," ujar Lu Shan.

Senada dengan hal itu, Jin Dongyan memprediksi 30 hingga 40 persen pandemi bisa dikendalikan dalam kurun waktu satu tahun meski khawatir setelah itu akan menyebar ke seluruh dunia.

Apalagi menurut ahli virus dari Universitas Hong Kong tersebut, infeksi umum Covid-19 sampai sekarang belum jelas.

Untuk diketahui, hingga Selasa (31/3) jumlah kasus corona di dunia mencapai 785.797 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 37.818 dinyatakan meninggal dunia.